Ini tentang sebuah kerinduan, yang terus memuncak tanpa tahu untuk pernah berhenti. Adakah sebuah perayaan tentang kerinduan yang tidak akan membunuh satu titik dari sebuah perasaan.
Aku terpaku dalam gelapnya sebuah mimpi. Kerinduan yang merayakan jati dirinya saat dalam gelap. Ketika setitik cahaya telah menunjukkan dayanya, perayaan itu semakin menipis dan tertiup bagi embun. Dan aku tahu bahwa semua ini tidak nyata.
Aku masih mempunyai rasa tentang aku dan dirimu. Masih terus kucari celah, kenapa dan mengapa semua tidak bertemu pada satu titik. Semua terasa hampa saat aku tahu bahwa rindu ini sekejam pisau belatik.
Jika rindu selalu punya cara untuk menyakiti, selalu punya cara untuk membesar dan bernanah. Tanpa peduli kepada aku. Haruskah aku merayakan rindu dengan sebuah perayaan pertemuan dengan dirinya misalnya.? Haruskah itu aku lakukan.
Dirayakan atau tidak, rindu tidak akan pernah peduli tentang kesakitan, dia hanya peduli tentang bagaimana perayaan itu berjalan meriah, meski akan banyak hati yang bergemuruh penuh dengan penyesalan dan selalu ada yang tersakiti.
Kenapa rindu tidak pernah peduli, kenapa dia terus tumbuh, kenapa dia selalu menginginkan sebuah perayaan, kenapa rindu tidak pernah lelah berharap, kenapa rindu masih tegak berdiri meskipun ribuan gelombang menyakiti.
Aku merindukan dia, aku rindu, aku rindu dia. Aku tidak butuh perayaan untuk rindu, karena apa? Karena aku tahu perayaan gempita dari rindu hanya akan menyakitkan aku dan dirinya. Ada banyak hati yang harus dilindunginya. Dan aku sendiri harus melindungi hatiku.
Apakah aku harus tutup telinga dan tidak peduli demi sebuah perayaan kerinduan aku dengan dia. Haruskah aku setega itu kepada dia yang tidak berdosa, kepada dia yang tidak pernah tahu dan tidak peduli dengan kisah hatiku. Haruskah aku berlaku jahat kepada sesama.?
Yang aku bisa hanya membiarkan rindu menjalar, aku tidak tahu, bisakah dia padam atau sesekali tumbuh menggeliat dan mengingatkan aku bahwa adakalanya perayaan kerinduan itu masih terus ada. Seperti saat ini aku meririndukan kamu, iya kamu yang sudah bahagia dengan dia.